Custom Search

Senin, 17 Juli 2017

Merasa Dipermainkan, Wali Murid Kiddoz Lakukan Protes ke Managemen

Jurnalmojo.com
Anton bersama Isteri saat menanyakan kejelasan keuangan ke pihak Resepsionis  Kiddoz School. Rony Yunarto/JurnalMojo

MOJOKERTO (jurnalmojo.com) - Karena merasa dipermainkan, wali murid salah satu peserta belajar di Kiddoz School melakukan protes kepada pihak menajemen pimpinan Mr. Kus hadi yang berlokasi di Jl. Jayanegara No. 20, Desa Banjaragung, Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (17/7/2017).

Anton, ayah dari siswa yang bernama, Brilliant Flavinski memaparkan kekecewaannya kepada jurnalmojo.com atas perlakuan manajemen dari Yayasan TRIVETUS KIDDOZ yang dianggap tidak profesional dan sangat merugikan.

"Anak saya naik kelas IV, saat daftar ulang kita diwajibkan membayar biayanya total Rp. 7.040.000. rinciannya ada semua dari biaya perlengkapan sekolah dan kegiatan selama satu tahun, SPP, komputer dan lain-lain," katanya.

Tapi, lanjut anton, berhubung buah hatinya sekarang sudah pindah ke sekolah lain, seyogyanya ada kebijakan yang bisa diterimakan terkait dengan keuangan yang masih belum ada peruntukkannya dalam kegiatan proses belajar.

Diketahui sebelumnya, bahwa sistem manajemen yang diberlakukan oleh Kiddoz School tidak sama dengan sistem sekolah umum lainnya. Hal itu dipaparkan oleh istri Anton saat menemui awak media.

Jurnalmojo.com
Ny Anton,  saat meminta penjelasan pihak managemen Kiddoz. Rony Yunarto/JurnalMojo
"Kita mempertanyakan sistem di Kiddoz ini, masak belum menjalani proses belajar sudah wajib bayar SPP dua bulan. Selain itu saat kita sudah bayar uang les tapi belum bayar SPP, maka anak kita tidak diperbolehkan ikut les. Ini kebijakan macam apa?" tanya Maharani, istri Anton.

Kekecewaan wali murid ini sebenarnya sudah dirasakan sejak putranya berada di kelas 1 sekolah dasar.

"Sudah lama kami kecewa terhadap Kiddoz, namun karena anak kami masih suka sekolah disini ya terpaksa tetap bertahan disini. Tapi sekarang anak kami sudah tidak kerasan, ini kesempatan kami untuk membuka semua kekecewaan terhadap manajemen kiddoz," lanjut Maharani.

Saat awak media mengikuti walimurid menemui manajemen kiddoz, pihak kiddoz tidak berkenan menemui. Dengan alasan sibuk, bahkan Direktur Yayasan TRIVETUS KIDDOZ menghindar untuk ditemui oleh wali murid.

Jurnalmojo.com
Gedung Kiddoz tampak dari depan. Wisnu Joedha/JurnalMojo
"Pak Hadi sedang sibuk dan belum bisa menemui, kalau ingin menemui beliaunya harus ada jadwal janji lebih dulu," kata salah satu resepsionis Kiddoz School.

Kondisi yang diterima oleh Anton dan istri saat menemui resepsionis sempat membuat emosi.

"Saya datang langsung dari Jakarta kesini harus bisa ketemu dengan pak Hadi saat ini juga, saya tidak menerima alasan apapun karena menyangkut hak anak kami. Jika direktur tidak mau menemui, saya meminta daftat rincian untuk apa saja uang pembayaran yang telah kami setor," tegas Anton dengan nada marah.

Hampir 2 jam keluarga Anton menunggu dan sempat juga terjadi debat kusir, akhirnya diputuskan untuk menunggu hasil rincian penggunaan uang pembayaran yang telah dilakukan.

"Saya buatkan rinciannya dulu, besok jika sudah ada bapak dan ibu kita hubungi," ungkap resepsionis Kiddoz. (ron/joe/jek)