Custom Search

Rabu, 14 Juni 2017

Sumbangan Dana Bingkisan Untuk Warga dari Ajinomoto Tak Cukup

Jurnalmojo.com
Hanya dua jenis bingkisan lebaran yang dibagikan pihak Desa Mlirip ke warga dengan total Rp 90 juta
Perangkat Desa Mlirip Terpaksa Teplekan
MOJOKERTO ( jurnalmojo.com ) -  Meski telah menerima bantuan dana dari PT Ajinomoto setiap setahun sekali, untuk pembelian bingkisan lebaran yang dibagikan ke ribuan warga Desa Mlirip,  Kecamatan Jetis,  Kabupaten Mojokerto.

Ironisnya,  perangkat desa setempat masih saja mengeluh. Sebab, dana yang digelontorkan PT Ajinomoto sebesar Rp 90 juta itu,  untuk belanja bingkisan yang dibagikan ke warga ternyata tidak cukup. Untuk menutup kekurangan dana,  perangkat Desa Mlirip terpaksa harus 'teplekan' alias urunan, agar belanja bingkisan lebaran bisa terpenuhi.

Pj Kepala Desa Mlirip,  Agus Priyanto mengungkapkan tradisi jelang lebaran PT. Ajinomoto selalu membagikan bingkisan lebaran berupa barang produk Ajinomoto. Nah, pasca terjadinya gejolak penolakan bingkisan yang puncaknya warga mengelar aksi unjukrasa di depan pabrik. Pabrik tidak menyerahkan langsung bingkisan ke warga, melainkan diganti dengan uang tunai melalui pihak desa.

"Pernah saat itu pabrik membagikan bingkisan tapi oleh warga dikembalikan karena dianggap oleh masyarakat tidak layak. Warga tidak puas hingga sempat terjadi kisruh di depan pabrik. Mulai saat itu, PT. Ajinomoto semacam trauma, hingga akhirnya mengambil kebijakan dialihkan ke pihak desa dalam bentuk uang," papar Agus saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (13/06/2017).


Tahun ini, PT. Ajinomoto masih juga meneruskan tradisi membagi bingkisan melalui pihak desa. "Kemarin kita menerima dana dari Ajinomoto sebesar Rp 90 juta rupiah. Setelah melalui rapat perangkat desa akhirnya kita ambil keputusan untuk kita kelola dengan membeli barang dan dibagikan ke warga," kata Agus

Menurutnya, pembagian bingkisan sudah dimulai sejak Sabtu. Pihak desa membagikan bingkisan tersebut ke seluruh warga. Untuk satu paketnya berisi 2 botol coca-cola ukuran 1,5 liter dan 1 bungkus astor stick ukuran 9 ons, kalau diuangkan senilai Rp.37.000 dan warga yang menerima sedikitnya 2400 KK.

"Jadi masih ada kekurangan dana yang muncul untuk biaya operasional. Belum lagi, biaya angkut dari Surabaya ke Mojokerto, kita yang tanggung. Lalu pendistribusian dari desa ke dusun biayanya juga kita yang tanggung sendiri. Jadi kemarin itu ada kekurangan dana sekitar 3-5 jutaan," ungkapnya.

Untuk menanggung kekurangan tersebut, Agus mengaku para perangkat desa terpaksa harus urunan. Ironisnya lagi,  perangkat desa sendiri tidak kebagian bingkisan tersebut.

"Yang terpenting warga bisa legowo dan puas menerima bingkisan itu, kalau kita kan bertugas untuk melayani dengan sebaik-baiknya. Jika ada informasi bahwa kekurangan dana itu diambilkan dari dana desa, itu tidak benar. Kita tidak berani karena di ADD tidak ada pos untuk bingkisan lebaran," pungkas Agus. (ron/jek)